PRINSIP DAN ETIKA BISNIS SYARIAH
Assalamualaikum wr, wb
ini adalah tulisan kedua saya setelah potingan pertama tentang kewirausahaan islami. kkali ini penulis akan membagi sedikit pengetahuan penulis tentang "PRINSIP DAN ETIKA BISNIS SYARIAH" selamat membaca :)
PRINSIP DAN ETIKA BISNIS SYARIAH
A.
Prinsip
Etika Bisnis Islam
Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya
dimulai dari perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebulum aturan (hukum)
perilaku dibuat dan dilaksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan
dalam bentuk aturan hukum. Sebagai kontrol terhadap individu pelaku dalam
bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu
perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, disiplin,
berprilaku tanpa diskriminasi.
Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu
komunitas moral, tidak merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum
dalam suatu kerangka sosial. Etika bisnis menjamin bergulirnya kegiatan bisnis
dalam jangka panjang, tidak berfokus pada keuntungan jangka pendek saja. Etika
bisnis akan meningkatkan kepuasan pegawai yang merupakan stakeholders yang penting untuk diperhatikan.
Etika bisnis membawa pelaku bisnis untuk masuk dalam
bisnis internasional. Karenanya, harus :
1. Pengelolaan
bisnis secara professional.
2. Berdasarkan
keahlian dan keterampilan khusus.
3. Mempunyai
komitmen moral yang tinggi.
4. Menjalankan
usahanya berdasarkan profesi/keahlian.
Karena itu, etika bisnis secara umum menurut Suarny
Amran, harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip
Otonomi : Yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara
moral atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip
Kejujuran : Dalam hal ini kejujuran adalah merupakan kunci keberhasilan suatu
bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan control terhadap konsumen, dalam hubungan
kerja, dan sebagaianya.
3. Prinsip
Keadilan : Bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlakukan sessuai dengan
haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.
4. Prinsip
Saling Menguntungkan: Juga dalam bisnis yang kompetetif.
5. Prinsip
Integritas Moral : Ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus menjaga nama baik
perusahaan tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
B.
Aspek
Dasar Prinsip Etika Bisnis Islam
Demikian pula dalam islam, etika bisnis islami harus
berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang berlandaskan pada Al Qur’an dan Al Hadits,
sehingga dapat diukur dengan aspek dasarnya yang meliputi :
1. Barometer
Ketaqwaan Seseorang. Allah s.w.t. berfirman (QS. Al Baqarah:188).
Artinya
: “ Dan janganlah kalian memakan harta
sebagian yang lain dengan cara yang bathil. Dan janganlah pula kalian membawa
urusan harta itu kepada hakim, agar kamu dapat memakan sebagian dari harta
manusia dengan cara yang dosa sedangkan kamu mengetahui”
2. Mendatangkan
Keberkahan. Allah s.w.t. berfirman (QS. Al A’raf:96)
Artinya
: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertaqwa , pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya”
3. Mendapatkan
Derajat Seperti Para Nabi, Shiddiqin & Syuhada. Rasulullah s.a.w. bersabda:
Artinya
: “Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. Beliau
berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda “Pebisnis yang jujur lagi dipercaya
(amanah) akan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada”. (HR.Turmudzi)
4. Berbisnis
Merupakan Sarana Ibadah Kepada Allah s.w.t.. Banyak ayat yang menggambarkan
bahwa aktifitas bisnis merupakan sarana ibadah, bahkan perintah dari Allah
s.w.t.. Diantaranya (QS.At Taubah:105)
Artinya
: “Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan meliahat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kapada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam
diatas, maka secara teologis islam menawarkan nilai-nilai dasar atau
prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam
bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman dan mempertimbangkan
dimensi ruang dan waktu. Nilai-nilai dasar etika bisnis dalam islam adalah :
1. Tauhid
(Kesatuan dan Integrasi-Kesamaan)
Dalam
hal ini adalah tauhid sebagaimana terefleksikan dalam konsep kesatuan yang
memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi,
politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep
konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
Dari
konsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi
membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi
terpadu, vertikal maupun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat
penting dalam sistem Islam.
2. Khilafah
(Intelektualitas-Kehandak Bebas-Tanggungjawab dan Akuntabilitas)
Kebebasan
tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak
menuntut adanya pertanggung jawaban dan akuntabilitas.
Untuk
memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertaggung jawabkan
tindakanya, secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia
menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan
bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya.
3. Ibadah
(Penyerahan Total)
Kemampuan pelaku bisnis untuk menjadikan penghambaan
manusia kepada tuhan sebagai wawasan batin sekaligus komitmen moral yang
berfungsi memberikan arah, tujuan dan pemaknaan terhadap aktualisasi kegiatan
bisnisnya.
4. Tazkiyah
(Kejujuran-Keadilan-Keterbukaan)
Kebenaran
dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan,
mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.
Dalam
konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar
yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas
pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.
Islam
sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat
curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan.
Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi, sementara kalau
menakar atau menimbang untuk orang selalu dikurangi.
Kecurangan
dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan
bisnis adalah kepercayaan..
Al-Qur’an
memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur dengan cara
yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangan
takaran dan timbangan. Allah s.w.t. berfirman “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya,”
(Q.S.Al Isra’:35).
Dalam
beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat
adil,tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 8 yang artinya: “Hai orang-orang
beriman,hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah SWT,menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku
adillah karena adil lebih dekat dengan takwa.”
5. Ihsan
(Kebaikan Orang Lain-Kebersamaan-Profesionalisme)
Kebebasan
merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu
tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak
adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya
dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecenderungan
manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas
dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya
melalui zakat, infak dan sedekah.
C.
Aplikasi
Prinsip Etika Bisnis Islam
Dari 4 prinsip etika dasar bisnis islami, maka
pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana akhlaq bisnis islami itu dilaksanakan ?
Apa langkah-langkah konkrit bisnis islami itu ?
Ada 6 langkah awal dalam memulai etika bisnis islami,
yaitu :
1. Niat
ikhlas mengharap ridha Allah s.w.t.
Rasulullah
s.a.w. bersabda “Bahwasanya segala amal
perbuatan manusia itu tergantung dari niatnya. Dan bahwasanya bagi setiap orang
(akan mendapatkan) dari apa yang telah diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya
mengharapkan dunia, atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya
itu hanya akan mendapatkan apa yang telah diniatkannya” (HR.Bukhari)
2. Profesional.
Rasulullah
s.a.w. bersabda “Dari Aisyah ra.
Rasulullah s.a.w. bersabda, Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila
dia beramal, dia menyempurnakan amalnya” (HR.Thabrani)
3. Jujur
& Amanah.
Rasulullah s.a.w.
bersabda “Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra.
beliau berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda “Pebisnis yang jujur lagi dipercaya (amanah)
akan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada”. (HR.Turmudzi)
4. Mengedepankan
etika sebagai seorang muslim.
Rasulullah s.a.w.
bersabda “Dari Abu Hurairah ra. Raslullah
s.a.w. bersabda “Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah yang
paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya
terhadap istri-istrinya”. (HR.Turmudzi)
5. Tidak
melanggar prinsip syariah.
Allah s.w.t.
berfirman “ Hai orang-orang yang beriman,
taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan
(pahala) amal-amalmu.” (QS.47:33)
6. Ukhuwah
islamiyah.
Rasulullah s.a.w.
bersabda “Sesungguhnya diantara
hamba-hamba Allah ada sekelompok manusia yang mereka itu bukan para nabi dan
bukan pula orang-orang mati syahid, namun posisi mereka pada hari kiamat
membuat para nabi dan syuhada menjadi iri. Sahabat bertanya ‘Beritahukan kepada
kami, siapa mereka itu ? Rasulullah menjawab ‘Mereka adalah satu kaum yang
saling mencintai karena Allah meskipun diantara meraka tidak ada hubungan
kekerabatan dan tidak pula ada motivasi duniawi. Demi Allah wajah mereka
bercahaya dan mereka berada diatas cahaya. Mereka tidak takut tatkala manusia
takut, dan mereka tidak bersedih hati”.(HR.Abu Daud)
semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca supaya lebih dapat mendalami lagi tentang kewiraausahaan islami. terima kasih :)
Komentar
Posting Komentar